Di bulan Ramadan ini, tentu saja banyak orang yang semakin giat beribadah. Karena sebagaimana yang kita tahu, segala amal perbuatan akan dilipatgandakan. Karenanya, penting juga untuk mengetahui keistimewaan wakaf dan sedekah ini.
Seperti yang kita semua tahu, jika wakaf ini telah mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari berdirinya gedung fasilitas kesehatan, sekolah, panti asuhan dan yang lainnya, di bawah akad wakaf.
Namun begitu, ternyata wakaf ini belum terlalu banyak diminati. Kebanyakan orang, lebih familiar dengan sedekah, berqurban dan tentu saja berzakat. Dari data yang dihimpun BWI (Badan Wakaf Indonesia), potensi yang bisa didapatkan dari wakaf ini sebesar 22 triliun rupiah.
Untuk itu, mari kita lihat berbagai keistimewaan dari kegiatan amal tersebut.
Sebagaimana ucapan Rasulullah :
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga (macam), yaitu: sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HR Muslim).
Tentu saja kita tahu, jika wakaf (baik harta maupun benda), cenderung lebih lama digunakan atau dimanfaatkan, jika dibandingkan dengan sedekah.
Bahkan, harta benda yang diwakafkan tidak akan membuat kerugian pada generasi sebelumnya dan yang akan datang.
Hal menarik lainnya adalah, bahwa harta yang sudah diwakafkan ini tidak bisa diambil atau diminta oleh ahli warisnya. Karena ketika sudah diwakafkan, maka terputuslah segala hak kepemilikan dari wakif ini.
Maka, harta benda yang diwakafkan ini akan tetap utuh. Karena salah satu prinsip dalam wakaf adalah tidak dapat ditasarrufkan.
Bangunan yang dimanfaatkan ini, tentu saja akan memudahkan para ulama untuk melakukan syiar dakwah dan kebaikan. Dengan demikian, maka harta yang diwakafkan juga turut andil dalam pemerataan pendidikan dan persatuan.
Mengapa? Sebab banyak orang yang akan merasakan manfaat dari harta wakaf ini.
Ini juga seperti firman Allah dalam Surat Al - Baqarah :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Kuasa (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Qs Al-Baqarah 261).
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang -orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Qs Ali Imran 133-134).
Setelah mengetahui keutamaan wakaf dan sedekah di atas, adakah yang masih ingin menunda melakukannya? Terbatas secara finansial? Tidak mengapa. Bukankah bersedekah di kala sempit justru akan semakin meninggikan derajat kita di akhirat kelak.
Selain itu, kita memang sangat dianjurkan untuk bersedekah di berbagai kondisi, baik lapang maupun sempit. Karena ini sekaligus pengingat bahwa di setiap harta yang kita miliki, juga ada hak orang lain yang Allah titipkan.
Jika melihat keutamaan wakaf dan sedekah tadi, seharusnya memang kita berlomba-lomba untuk menyerahkan harta benda di jalan Allah.
Karena nanti, harta benda ini juga akan mendatangi kita sebagai salah satu sebab diampuninya dosa-dosa. Sudahkah bersedekah atau berwakaf hari ini?
Seperti yang kita semua tahu, jika wakaf ini telah mengambil peran penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari berdirinya gedung fasilitas kesehatan, sekolah, panti asuhan dan yang lainnya, di bawah akad wakaf.
Namun begitu, ternyata wakaf ini belum terlalu banyak diminati. Kebanyakan orang, lebih familiar dengan sedekah, berqurban dan tentu saja berzakat. Dari data yang dihimpun BWI (Badan Wakaf Indonesia), potensi yang bisa didapatkan dari wakaf ini sebesar 22 triliun rupiah.
Untuk itu, mari kita lihat berbagai keistimewaan dari kegiatan amal tersebut.
5 Keutamaan Wakaf dan Sedekah yang Perlu Diketahui
1. Pahala Kebaikan akan Terus Mengalir Meskipun Pemberinya (Wakif) Meninggal Dunia
Salah satu amalan yang tidak terputus dan pahalanya akan terus mengalir adalah sedekah jariyah.Sebagaimana ucapan Rasulullah :
“Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga (macam), yaitu: sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HR Muslim).
Tentu saja kita tahu, jika wakaf (baik harta maupun benda), cenderung lebih lama digunakan atau dimanfaatkan, jika dibandingkan dengan sedekah.
Bahkan, harta benda yang diwakafkan tidak akan membuat kerugian pada generasi sebelumnya dan yang akan datang.
2. Harta Benda yang Diwakafkan Bukan Milik Wakif Lagi
Harta benda yang diwakafkan, artinya sudah terpisah dari harta benda dari para wakif. Harta benda yang diwakafkan, umumnya memang digunakan untuk tujuan kemanusiaan yang tetap berdasarkan pada syariat agama.Hal menarik lainnya adalah, bahwa harta yang sudah diwakafkan ini tidak bisa diambil atau diminta oleh ahli warisnya. Karena ketika sudah diwakafkan, maka terputuslah segala hak kepemilikan dari wakif ini.
Maka, harta benda yang diwakafkan ini akan tetap utuh. Karena salah satu prinsip dalam wakaf adalah tidak dapat ditasarrufkan.
3. Mencetak Peradaban Muslim yang Kuat dan Solid
Jika harta yang diwakafkan kemudian berwujud sebuah bangunan, maka bangunan ini akan tetap berdiri dan digunakan sampai para wakif meninggal.Bangunan yang dimanfaatkan ini, tentu saja akan memudahkan para ulama untuk melakukan syiar dakwah dan kebaikan. Dengan demikian, maka harta yang diwakafkan juga turut andil dalam pemerataan pendidikan dan persatuan.
Mengapa? Sebab banyak orang yang akan merasakan manfaat dari harta wakaf ini.
4. Pahala Ratusan Kali Lipat
Selain pahala yang terus mengalir sampai wakif, yang tak kalah menarik perhatian adalah pahala yang Allah lipat gandakan hingga 700 kali!Ini juga seperti firman Allah dalam Surat Al - Baqarah :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir tumbuh seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki, Dan Allah Maha Kuasa (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (Qs Al-Baqarah 261).
5. Hadiah para Wakif Adalah Surga
Setiap orang yang memberikan hartanya untuk berwakaf, maka semakin dekat pula mereka dengan tempat terindah yang dijanjikan Allah.“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang -orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Qs Ali Imran 133-134).
Setelah mengetahui keutamaan wakaf dan sedekah di atas, adakah yang masih ingin menunda melakukannya? Terbatas secara finansial? Tidak mengapa. Bukankah bersedekah di kala sempit justru akan semakin meninggikan derajat kita di akhirat kelak.
Selain itu, kita memang sangat dianjurkan untuk bersedekah di berbagai kondisi, baik lapang maupun sempit. Karena ini sekaligus pengingat bahwa di setiap harta yang kita miliki, juga ada hak orang lain yang Allah titipkan.
Jika melihat keutamaan wakaf dan sedekah tadi, seharusnya memang kita berlomba-lomba untuk menyerahkan harta benda di jalan Allah.
Karena nanti, harta benda ini juga akan mendatangi kita sebagai salah satu sebab diampuninya dosa-dosa. Sudahkah bersedekah atau berwakaf hari ini?
Posting Komentar untuk "Apa Saja Keistimewaan Wakaf dan Sedekah?"